Orang Miskin Dilarang Sakit
Kamis, 8 Oktober 2009 - 00:18 wib
Rizka Diputra - Okezone
Ahmad Attoillah (Foto: dok Keluarga)
Artikel Terkait:
Orang Miskin Dilarang Sakit
JAKARTA - Ahmad Attoillah, bayi 2,5 bulan, penderita tumor pembuluh darah ke otak, hingga kini memerlukan dana Rp30 juta untuk menutup pengobatannya selama satu bulan di RS Persahabatan, Jakarta Timur. Namun belum ada satu pihak pun yang bersedia membantu pengobatan bayi malang ini.Sejatinya, biaya pengobatan Ahmad seharusnya tidak sampai sebesar itu, jika saja sedari awal ibunda Ahmad, Aryanti, dan pamannya, Rudi Hartawan, berhasil memperoleh rekomendasi surat verifikasi kemiskinan dari puskesmas setempat.Namun sayangnya, KTP Indramayu yang dimiliki oleh Aryanti, membuat tertundanya pemberian surat Gakin tersebut. Padahal Aryanti sudah mengontrak tidak jauh dari rumah Rudi, setahun lamanya.Paman Ahmad, Rudi, saat berbincang dengan okezone di kantor Redaksi okezone, menuturkan pada akhirnya lamanya waktu mengurus surat-surat tersebut, membuat RS Persahabatan belum bisa memberikan kebijakan pemotongan biaya perawatan bagi Ahmad.Sementara waktu 2x24 jam yang diberikan RS Persahabatan untuk memberikan surat Gakin tersebut tidak mampu dipenuhi oleh Rudi."Libur Idul Fitri membuat pembuatan surat itu semakin lama. Kami bisa apa," kata Rudi lirih.Akhirnya surat yang dinanti-nanti Rudi untuk mendapatkan keringangan bagi pengobatan kemenakannya itu berhasil didapatkannya pada 29 September lalu.Sayangnya, biaya perawatan, pengobatan, serta operasi awal Ahmad di RS Persahabatan, sejak 7-28 September sebesar Rp30 juta harus ditanggung Rudi yang sedari awal sudah berniat membantu pengobatan Ahmad."Uang sebesar itu dari mana? Untuk kebutuhan rutin Ahmad saja, seperti beli pampers dan susu, sudah utang ke orang-orang," ungkapnya.Sementara untuk pengobatan Ahmad selama satu bulan lalu, Rp30 juta, pihak RS Persahabatan tetap tidak bisa menyanggupinya. "Saya sudah coba untuk menggunakan surat itu untuk meringankan biaya sebelumnya. Tapi kata pihak rumah sakit mereka tidak mempunyai kebijakan itu. Kebijakan itu hanya mulai tanggal 29 September sampai pulang," tuturnya lagi.Kini, Rudi pun harus kembali bekerja keras, berlari sana-sini untuk menutup beban biaya perawatan Ahmad.(ahm)
Ini lah Indonesia, bersyukur kita kepada kebijaksanaan pemerintah Malaysia mentadbir negara hingga rakyat kita makmur dan sejahtera. walau pun ada sedikit friction dalaman namun tidak sampai menjejaskan rakyat untuk mendapatkan rawatan.
Bagi yang berada dan dilindungi Insuran.maka kita mendapat rawatan yang tidak kurang hebat dari negara maju yang lain.
Di Indonesia, pernah seorang IBU yang melahirkan tidak dapat keluar dari hospital kerana tiada wang untuk membayar bill rawatan. sehingga seorang dermawan menjelaskan bill tersebut,barulah sang ibu yang ditahan selama 4 bulan di bebaskan oleh pihak hospital.
Bagi kita di Malaysia, tidak pernah ada kesulitan untuk mendapat rawatan.malah warga asing pun dirawat dengan kos yang tidak membebankan.
Mahukah kita menjadi seperti Indonesia, kita merasa terlalu selesa hingga kita lupa jasa pemerintah, walaupun kita tahu semua hasil berasal dari kita rakyat. sekiranya kita mendapat pemerintah seperti pemerintah Indonesia yang tak perihatin kesangsaraan rakyat. maka celakalah kita rakyat Malaysia.
Maka dengan itu berbondong-bondong rakyat Indonesia walaupun sanggup mengharungi samudera untuk ke negara yang makmur ini. Etika hospital kita patut di puji, kerana keutamaan kepada pesakit dari kewangan. rawatan di utamakan ,pembayaraan boleh dirunding kemudian.
Di atas dasar serumpun ini lah.ramai rakyat Malaysia mengadoptasi anak PATI Indonesia sebagai anak angkat.kerana tidak tahan melihat kesangsaraan yang di tanggung oleh PATI Indonesia. termasuklah dalam keluarga kami yang mengadoptasi anak PATI indonesia dan diberi status kerayaktan hingga anak itu lupa asal usul dia.Malah kalau disebut nama Indonesia pun anak itu tidak mahu mendengarnya.
Begitulah makmur dan sejahteranya Negara kita Malaysia. Sebagai keperihatinan kita terhadap rumpun bangsa dan se ugama. Saya menyeru badan NGO berikhtiar untuk membantu Ahmad Attoillah untuk mendapat rawatan.
Jangan lah terlalu fokas kepada Bencana Gempa di Padang sahaja,kerana kita belum tahu adakah bantuan kita sampai ketangan yang memerlukan di Padang. Anggaplah apa yang berlaku di Padang Sebagai hukuman dari Allah, seingat saya dalam ketentuan Ramadhan di Padang berbeda-beda, ada yang bermula Ramadhan pada Hari Khamis dan ada yang mula pada hari Jumaat. Dua hari sebelum Gempa, warga Padang di siarkan di Trans TV dan Trans 7 mengutuk Malaysia kerana Makanan Rendang. Malahan pemberita dari Trans 7 sanggup ke Malaysia seterusnya ke P.Pinang Mencampuri urusan dalam Negara kita. Di pertikainya kenapa Nasi Kandar tidak tersenarai dalam makanan warisan Malaysia.
Walau pun kita lihat pemberita dari Media Indonesia terlalu Mengedik untuk memperlekeh negara Kita .Jangan lah kita Ambil hati kerana kita faham Masaalah mereka di Indonesia yang begitu cemburu dengan kejayaan kita..
Dari 9W2 HSM Bandung.